Jumat, 23 Juli 2010

ikhlas.

Al Qusyaeri mengartikan ikhlas dengan: Menjadikan Allah sebagai tujuan tunggal dari setiap ibadah yang kita lakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk tujuan selain AllahSWT.

Abu Ali Al Daqaq berkata: Ikhlas adalah mengindari penilaian mahluk, maka orang yang ikhlas tidak akan riya (pamer). Dan Fudael bin 'Iyad berkata: Tidak beramal karena manusia atau beramal karena orang lain kedua adalah perbuatan riya. Dan ikhlas adalah perbuatan yang bebas dari dua hal tersebut.

Banyak ayat yang menjelaskan posisi dan kedudukan ikhlas dalam hidup manusia, antara lain:

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ [الزمر/11] إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ [الزمر/2] وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [البينة/5]

Syekh Makhul berkata: Tidakalah seseorang ikhlas dalam masa empat puluh hari kecuali akan mengalir ilmu hikmah dalam hatinya. Itu artinya ikhlas memberikan kelebihan secara otodidak bagi pelakunya. Namun demikian tidak semua orang akan dapat melakukannya karena ikhlas adalah sesuatu yang sangat pahit dan berat dilaksanakan. Karena itulah Sahal Al tusturi ketika ditanya apa yang paling berat bagi nafsu? Ia menjawab: ikhlas. Karena ikhlas tidak ada tempat baginya.

Ibnu Ajibah membagi ikhlas menjagi tiga:

1. Orang awam: Yaitu meninggalkan tujuan karena orang lain seraya tetap mengharapkan imbalam dunia dan akhirat. 2. Orang khusus: Mencari tujuan akhirat dan meninggalkan tujuan dunia. 3. Orang khususil khsusu: Meninggalkan segala tujuan dunia dan akhirat, karena ibadah mereka hanya untuk membuktikan kehambaan dan mengagungkan sifat-sifat Allah yang wajib disembah, karena rasa cinta dan rindu bertemu dengan-Nya.

Hal-hal yang sering merusak keikhlasan kita antara lain:

1. Menimbang danmembanggakan amal ibadah yang kita lakukan, karena hal itu bisa membuat orang tertutup dan jauh dari Allah. 2. Menuntut konpensasi kepada Allah/orang lain dari amal ibadah yang kita lakukan. 3. Merasa puas dan terbujuk dengan besarnya ibadah yang kita lakukan.

Sabar.

Dzunun Al Misri berkata bahwa sabar adalah: Meninggalkan pelanggaran hukum, diam ketika tertimpa susah dan musibah dan menampakan kecukupan ketika tidak memiliki. Syekh Raghib Al Asfahani berkata: Sabar adalah mengekang nafsu untuk mengikuti tuntunan akal, Agama atau keduanya. Al Jurjani mengartikannya dengan meninggalkan rasa mengeluh kepada selain Allah. Sabar ada tiga:

1. Sabar dalam menjalankan kewajiban kepada Allah artinya istiqomah dan selalu melaksanakan kewajiban baik hati, harta, badan, pikiran dan lainnya.

2. Sabar dalam meninggalkan maksiat dan dosa artinya kita harus berjuang melawan nafsu yang setiap saat selalu menggoda kita dalam beribadah kepada Allah SWT.

3. Sabar dengan cobaan dan musibah yang Allah berikan artinya kita harus paham bahwa dunia memang panggung sandiwara yang penuh dengan tipuan, ujian dan tantangan.

Karena itulah hanya orang-orang yang memiliki iman dan kejujuran saja yang bisa melakukan itu semua, bahakn mereka akan menghadapi semua ujian dan tantangan hidup dengan penuh kesabaran dan kebahagiaan. Sebab mereka tahu bahwa semua itu tidaklah Allah berikan kepada hamba-Nya kecuali untuk menebus dosanya. Dengan demikian jelas bahwa sabar adalah senjata meraih kesuksesan ketka dihadapkan kepada kegagalan, kebahagiaan disaat susah, kebangkitan disaat kita terpuruk, dan kunci hidup ketika kita mati dalam hidup. Dengan keistimewaan sifat sabar Allah memuji orang-orang yang sabar:

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ [البقرة/177]

Bahkan dalam ayat yang lain Allah SWT menyatakan cinta-Nya kepada orang yang sabar:

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ [آل عمران/146] وقال: إن الله مع الصابرين. البقرة 153

Pantas kalau kemudian Rasulullah memberikan komentar tentang sabar:

ما أعطي أحد من عطاء خيرا وأوسع من الصبر. رواه البخاري

Tidaklah ada pemberian Allah yang lebih baik dan lebih luas kepada hamba-Nya daripada sifat sabar. Kesimpulannya sabar adalah sifat para Nabi dan Rasul, hiasan para kekasih Allah, kunci kebaikan dan kebahagiaan, jalan menuju Allah. Karena setiap usaha kita dimana saja dan kapan agar sampai sampai kepada Allah dibutuhkan kesabaran.

Wira'i.

Al Jurjani mengartikan wira'I dengan meninggaalkan subhat karena takut terjebak perkara haram . Al allmah Muhmaad alan Al siddiki mengatakan: Menurut ulamaa wir'ai adalah meninggalkaan sesuatu yang diperbolehkan karena takut melakukan sesuatu yang dilarang . Ibnu Ajibah mengatakan: Wira'I adalah mengekang nafsu dari perbuatan yang tidak baik .

Wara' dibagi menjadi tiga:

1. Orang awam: Meninggalkan subhat sesuai dengan hadist Nabi: Sesungguhnya perkara yang halan dan haram itu telah jelas. Artinya mengikuti hukum yang berlaku.

2. Orang khsusu: Meninggalkan sesuatu yang membuat hati menjadi kotor dan resah.

3. Orang super khsusu: Meninggalkan hubungan dengan selain Allah dan menutup pintu pengharapan kepada selain Allah SWT.

Dengan pengertian di tasa dapat diambil kesimpulan bahwa wir'ai adalah master sifat-sifat terpuji dan kesempurnaan yang jika dimiliki maka akan mampu mengangkat derajat manusia. Bukan itu itu wir'ai juga akan menjadi kunci keberhasilan ibadah kita kepada Allah. Karena itulah Rasulullah berpesan kepada Abu Hurairah: Wahai Abu Hurairah wira'ilah kamu, maka kamu akan menjadi orang yang ahli beribadah. (HR.Ibnu Majah). Sehingga dipastikan bahwa wir'ai adalah kunci pencapaian "bea siswa" dari Allah.

Sembilan: Zuhud.

Ibnu al jalla mengartikan zuhud dengan: Menganggap dunia sebagai sesuatu yang tak bernilai sehingga kita dapat melepaskan diri dari dunia .

Banyak orang salah dalam mengartikan zuhud dan menganggapnya sebagai tujuan. Zuhud adalah wasilah uintuk pencapaian derajat mulia dihadapan Allah dengan cara melepaskan ketergantungan diri kepada dunia. Karena itulah zuhud tidak identik dengan kemiskinan, kelusuhan dan ketertinggalan hidup, tapi zuhud adalah kemuliaan dan kebersihan hati dari cinta dunia. Maka, zuhud adalah sifat yang paling berat dan membutuhkan pengorbanan besar untuk mengaplikasikannya. Bahkan ulama tasawuf mengatakan bahwa zuhud tidak mungkin kita capai tanpa bimbingan seorang mursyid, walaupun ilmu kita sudah memadai.

Zuhud adalah sifat luhur yang bisa dicintai Allah SWT. Karenanya banyak ayat dan hadist yang mengajak kepada zuhud. Bahkan Imam Syfi'I sendiri mengatakan: Zuhudlah kamu, karena zuhud jauh lebih indah daripada perhiasannya orang yang berhias .

Rido.

Banyak definisi ulama tentang Rido, diantaranya Al jurjani mengatakan: Rido adalah senangnya hati ketika menghadapi pahitnya keadaan.

Rido adalah sifat mulia di atas sabar yang bisa mengangakt derajat seseorang, karena ia adalah keselamatn jiwa atau jiwa yang sehat sehingga bisa menjadikan seseorang untuk mencintai segala hal dan menganggap semua kejadian sebagai nikmat yang indah dari Allah SWT, walaupun itu musibah. Karena itulah sahabt Bilal bin Robakh ketika ajal menjemput, ia berkata: Bahagia sekali besok aku akan berjumpa dengan orang yang aku cintai, Muhammad dan para sahabatnya .

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan rido:

1. Ada orang yang menganggap rido dengan Qodo dan qodarnya Allah, berarti kita tidak perlu berobat ketika sakit, tidak makan dan minum ketika haus dan lapar. Penegrtian itu salah mengartikan rdio dengan qodo dan qodarnya Allah. Karena kalau kita sakit tidak berobat yang berarti bunuh diri, begitu juga ketika tidak makan karena lapar. Artinya rido dengan qodo dan qodar, kita menganggap b ahwa yang memberikan sakit, lapar adalah Allah begitu juga yang menyembuhkan dan mengenyangkan dan semua itu tidak mungkin tanpa melakukan sebab-sebabnya. Artinya melakukan sebab tidak bertentangan dengan rido itu.

2. Tidak ada rido dalam menghadapi sesuatu yang bertentangan dengan nafsu, yang ada hanya sabar. Artinya menurut sebagian orang kita tidak mungkin rido dengan sesuatu yang bertentangan dengan nafsu kita. Pemahaman ini jug salah. Karean rido dalam menghadapi atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nafsu kita tetap ada. Contoh ketika kita minum obat yang pahit, nafsu kita pasti tidak mau, tapi kita rido dengan kepahitan obat karena kita tahu dibalik itu ada kemanfaatan bagi kesehatan. Begitu juga dengan tindakan oprasi dokter dan lainnya. Dalam menghadapi itu kita tetap rido dan harus sabar.

Tawakal.

Al Jurjani mengartikan tawakal dengan: Percaya dengan janji Allah dan melepaskan diri daripada ketergantungan kepada manusia . Namun demikian melepaskan ketergantungan kepada manusia bukan berarti kita lepas tangan dari segala sebab dan usaha dalam mengahdapi kehidupan, karena hal itu jelas bertentangan dengan semangat Islam yang memerintahkan kita untuk selalu usaha dan ikhtiyar. Karena itulah lalu Al Qusyaeri menandaskan: Bahwa tawakal tempatnya adalah hati, usaha dan ikhiyar lahir samasekali tidak bertentangan dengan tawakl yang ada dalam hati . Dan Al Ghazali juga mengatakan: Sebagaian orang bodoh menyangka bahwa syaratnya tawakal adalah meninggalkan usaha, berobat dan menyerah kepada kehancuran yang menimpa kita. Itu adalah salah dan perbuatan bodoh yang diharamkan Islam. Tawakal adalah perbuatan yang terpuji tapi hal itu mungkin kita adapatkan jika harus melakukan larangannya .

Dan tawakal adalah buah daripada iman yang ada dalam hati dan buah daripada makrifat hati kita kepada Allah SWT. Maka, tawakal seseorang dapat diukur dengan besar dan kecilnya iman dan makrifat hatinya kepada Allah SWT. Karena itulah orang yang tawakal kepada Allah adalah orang yang akan berani berkorban dalam hidupnya karena Allah dan tidak akan meminta kecuali kepada-Nya. Itulah penggambaran penggabungan antara iman dan tawakal seperti yang Allah firmankan: Dan berserahlah (bertawaklah) kepada Allah jika kalian beriman (QS.Al Maidah:23). Dan sebagai konpensasinya Allah akan mencintai orang-orang yang tawakal sepenuh hati. Maka, hanya dengan tawaklah hati dan kehidupan kita menjadi tentram dan damai karena selalu penuh dengan limpahan cinta dan kasih sayang Allah SWT.

Syukur.

Syukur adalah mencintai Allah dengan sepenuh hati, melaksanakan perintah Allah SWT dan selalu mengagungkan dan menyebut nama Allah dengan lisan . Pengertiaan itu tidak berlebihan karena Allah adalah pencipta, pelindung dan pemberi segala kebutuhan hidup kita.

Tiga nikmat besar Allah yang wajib kita syukuri:

1. Dunia: hidup, sehat, harta yang halal, keturunan dan setersunya.

2. Agama: Islam, Iman, Amal saleh, ilmu, taqwa, makrifat kepada Allah dan lainnya.

3. Akhirat: Pahala amal saleh yanag sedikit dengan pahala yang berlimpah dan lainnya.

Macam-macam syukur:

1. Lisan: Bercerita tentang kebaikan Allah yang kita rasakan, hal ini sesuai dengan firman Allah: Dan kemudian ceritakanlah dengan nikmat tuhanmu.(QS.Aduha:11).

2. Badan: Yaitu melaksanakan segala perintah dan kewajiban Allah kepada kita. Seperti firman Allah: Beramalaha kalian semua seperti keturunannya Nabi Daud (QS.Saba:13).

3. Hati: Menyakini dan mengetahui bahwa segala nikmat yang Allah berikan kepada kita dan semua hamba-Nya adalah pemberian Allah, seperti firman Allah: Dan segala nikmat yang kaliana rasakan adalah pemberian Allah (QS.An Nahl:53).

Syukur dibagi menjadi tiga:

1. Orang awam: syukur atas nikmat Allah SWT.

2. Orang khsusus: Syukur atas segala nikmat dan cobaan yang Allah berikan, dan menyakini besaarnya pemberian dan perhatian Allah kepada mereak dalam setiap saat.

3. Orang super khusus: Melihat kekuasaan dan keluhuran Allah, bukan melihat nikamt Allah. Seperti kata Asyibli: "Syukur adalah melihat dzat yang memberi nikmat bukan melihat nikmat" .

Inilah beberapa jalan yang akan bisa mengantarkan kita kepada Allah, sehingga amal ibadah kita diterima dan hidup kita menjadi tentram, hati tenang karena kita telah bersama Allah. Itulah hakekat kehidupan dan indahnya kehidupan yang didambakan semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar